Flag Counter

amoung

Jumat, 29 Oktober 2010

LOVE is CINTA

Sudah banyak lagu digubah, puisi ditulis, dan kanvas dilukis untuk menggambarkan cinta. Tapi apakah cinta itu sebenarnya? Tentunya seorang pelukis akan berbeda dengan seorang pencipta lagu dalam menjelaskan cinta. Bahkan setiap orang akan mendefinisikan cinta dengan cara yang berbeda.

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta (misalnya Eric Fromm dan Maslow) karena manusia satu-satunya makhluk yang dapat merasakan cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep, cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Saya mencoba memilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg (1988), yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.

Menurut Sternberg (1988), cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan dan sebagainya. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.

Sternberg (1988) terkenal dengan teorinya tentang Triangular Theory of Love (segitiga cinta). Segitiga cinta itu mengandung komponen:

1. Keintiman (intimacy)
2. Gairah (passion)
3. Komitmen (commitment)

Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling merangkul bahu.

Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.

Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.

Menurut Sternberg (1988), setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya), disertai dengan komitmen yang lebih besar. Misalnya melalui perkimpoian.

Cinta dalam sebuah hubungan ini tidak selalu berada dalam konteks pacaran atau perkimpoian. Pola-pola proporsi ketiga komponen ini dapat membentuk berbagai macam tipe hubungan seperti terlihat dalam gambar.




Dari ketiga komponen cinta diatas, dapat membentuk delapan kombinasi jenis cinta sebagai berikut:

1. Nonlove, tak ada gairah yang timbul, biasanya hubungan dengan orang dalam lingkungan sehari-hari karena interaksinya hanya bersifat sepintas saja, tidak memiliki komponen gairah, keintiman dan komitmen
2. Liking (persahabatan), sebagai salah satu komponen emosi yang ada adalah perasaan suka bukanlah cinta, hanya memiliki komponen keintiman
3. Infatuation love (ketergila-gilaan), gairah yang timbul tanpa keintiman dan komitmen, biasanya cinta yang terjadi pada pandangan pertama
4. Empty love (cinta kosong), ada unsur komitmen tetapi kurang intim dan kurang gairah. Hubungan yang lama akan semakin membosankan
5. Romantic love (cinta romantis), hubungan intim yang menggairahkan tetapi kurang komitmen sehingga pasangan yang jatuh cinta romantis ini terbawa secara fisik dan emosi, tetapi tidak mengharapkan hubungan jangka panjang
6. Companionate love, hasil dari komponen keintiman dan komitmen tanpa adanya gairah cinta. Dalam perkimpoian yang lama tidak akan menggairahkan secara fisik lagi
7. Fatous love (cinta buta), mempunyai gairah dan komitmen tetapi kurang intim, dimana cinta ini sulit dipertahankan karena kurang adanya aspek emosi
8. Consummate love (cinta yang sempurna), yaitu cinta yang tersusun atas komponen keintiman, gairah dan komitmen.

Itu semua tergantung sama kita sendiri, bagaimana kita mengartikan apa itu cinta...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar