Flag Counter

amoung

Senin, 12 Desember 2011

somebody said'

SAYANG adalah perasaan tulus seseorang tanpa adanya syarat dan paksaan . yang ada hanyalah pengorbanan yang tulus tanpa mengharapkan sedikitpun balasan.
Bila harus bicara tentang kesetiaan, rasanya sampai detik ini kutiada berubah, i'm never change.. i miss you forever..

Tuhan, bila masih kuberi kesempatan, ijinkan aku untuk mencintainya.. Namun bila waktuku telah habis dengannya, biarkan cinta ini hidup untuk sekali ini saja.
Jika aku bisa membuat keajaiban, yang pertama akan ku ukir adalah namamu di setiap bintang. Supaya orang yang ada di bumi ini tahu bahwa kami begitu berarti bagi diriku.

Walaupun kau pergi tinggalkan aku, ku kan tetap selalu menanti karena hanya ini yang bisa ku lakukan untuk membuktikan semua cinta.
Biarkanlah cinta ini tak terbalas. bila memang harus ku nikmati cinta hanya sebatas mimpi.

Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan, mengerti apa yang tidak dijelaskan. Sebab cinta tidak datang dari bibir, lidah, atau pikiran. melainkan datang dari hati.

Kamis, 08 Desember 2011

tau kah kamu ?

tau kah kamu,,

biarpun ku terlahir dari es sehingga membuat hati ini beku

dan di besar kan oleh salju sehingga membuat ku sikap ini dingin terhadapmu

tapi air mata ini masih bisa jatuh

menggenangi pipi ini ketika ku ingat wajah mu..

Selasa, 01 November 2011

Merry GO rounD

i do better when

i didnt keep thinking about you

I pretend as if nothing had

happened between us

but i always get this feeling

that after we parted, i still cannot get over our love

i became unsatisfied with everything around me

until i'm back with you

your love for me come and go like the wind

now i cannot live without you

what did we do wrong?

don't go where i cannot follow

also holding back the awful fate afflicted

and now i had to pretend like i didnt care

no more shouting at each other

i love how we used to fight

how we used to shout at each other



i am too heartsick, i felt i can die

if someday, we meet again

i want to get back with you, get back with you

want to be with you again when i see you

it breaks my heart though

my love seems to be unrequited

Even the sky seems to fall

If only you would be better

i cry in my sleep everyday, my eyes got swollen

i'm hunger for your love, i thirst of your love

i dreamed of our sweet wedding

where our love meets a happy ending

where our love didnt burn out

why did you have to end our love so mercilessly

time to get over it, but I .........

i cover my face with my hands to hide my sadness

right before the end of the night

i've been deeply hurt

if you're not here

i feel like i'm lacking


if someday, we meet again

slowly from my pain, i became rigid

my heart is broken

and i stay in the middle

one day, as time goes by

and we cannot meet anymore

and though someday we may meet again

you'll live better somewhere else

down and up the street you look

just for once the time will come

for our meeting

you'll live better somewhere else

down and up the dtreet you look

just for once the time will come


Special thanks to :
Pheibhe Kianna

Minggu, 16 Oktober 2011

Kisah 2 Manusiasuper Ibukota

Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki mengarungi untuk mencoba menaklukan ibukota negeri ini.



Semoga kita selalu diingatkan, sekedar berbagi cerita di forum orang - orang super dalam keindahan hari ini.

Siang itu 13 Pebruari 2008, tanpa sengaja saya bertemu dua manusia super. Mereka makhluk - makhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberagan Harmoni, dua sosok kecil berumur kira - kira delapan dan sepuluh tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.



Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar - lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan “Terima kasih Om...!”



Dan saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka. Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan, menyapa seorang laki - laik lain itupun menolak dgn gaya yang sama dgn saya, lagi - lagi sayup - sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka, kantong hitam tempat stock tissue daganggan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta.

Saya melewatinya dengan lirikan ke arah dalam kantong itu, dua pertiganya terisi tissue putih berbalut plastik transparan. Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayut di langit Jakarta.



“Terima kasih ya Mbak, semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita meronggoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.

“Maaf, ngak ada kembaliaanya... ada uang pas nggak Mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut, si Mbak menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih besar menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

“Om boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan...? suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merongoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian Food Court sebesar empat ribu rupiah.

“Nggak punya, tungkas saya...!” lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik...!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.



Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi.



Si wanita kaget setengah berteriak ia bilang “Sudah buat kamu saja, gak apa - apa ambil saja...!” namum mereka berkeras mengembalikan uang tersebut.



“Maaf Mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan..!” Akhirnya uang itu diterima si wanita tersebut karena si kecil pergi meninggalkannya.



Tinggallah episode saya dan mereka, uang sepuluh ribu di genggam saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om.. tunggu ya, saya kebawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek..!”.



“Eeeeh.. nggak usah... nggak usah... biar aja..., nih...!” saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak satunya, “Nanti dulu om, biar ditukar dulu... sebentar”.

“Nggak apa - apa..., itu buat kalian” lanjut saya.

“Jangan... jangan om, itu uang om sama Mbak yang tadi juga” anak Itu bersikeras.

“Sudah nggak apa - apa.... saya ikhlas, Mbak tadi juga pasti ikhlas!” saya berusaha menghalangi, namum ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat, secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya.

“Ini deh Om .... kalau kelamaan, maaf ya...” ia memberikan saya 8 pack tissue.

“Lho buat apa...?” saya terbenggong..

“Habis teman saya lama sich Om.. maaf tukar pakai tissue aja dulu”

Walau dikembalikan ia tetap menolak. Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya.

Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribuan.

“Terima kasih Om...!” mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup - sayup terdengar percakapan....”Duit Mbak tadi bagaimana ya..?” suara kecil yang lain menyahut “Lu hafal kan orangnya, kali aja kita ketemu lagi ntar kita berikan uangnya”



Percakapan itu sayup – sayup menhilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribuperasaan. Tuhan .... hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh dan terharu, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra.

Mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta tap dengan berdagang tissue. Dua anak kecil yang bahkan belum akil balik, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu sangat belia.

Saya membandingkan keserakahan kita, yang tak pernah ingin sedikitpun berkurang rejeki kita meski dalam rejeki itu sebetulnya ada hak atau milik orang lain....





“Usia memang tidak menjamin kita menjadi bijaksana tapi kitalah yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak”





`YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO`

`ENGKAU HANYA SEMULIA YANG ENGKAU KERJAKAN`







Cerita ini cmn sebagian kisah nyata yg terjadi dn 'kebetulan di alami oleh salah satu temen kita , semoga dari crita tadi bisa memotivasi kita untuk menjadi lebih baik.. aminn

Sabtu, 15 Oktober 2011

Baru Kutahu Apa Itu Cinta

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :


Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkimpoianku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.



Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,* ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.



Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat* pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya* dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.



Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku..



Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy..



Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.



Terkadang disaat bersama kita kurang menghargai orang orang yang bersama kita, disaat kehilangan nya baru kita mengenal apa itu arti cinta sebenarnya. Sebelum kita ditinggalkan orang2 yang tercinta, yang setia menemani kita, berikan lah balasan cinta kita sepenuh hati pada mereka, sekarang masih belum terlambat teman2.





~ just share no more tq ~

Sabtu, 23 April 2011

Apa Yg di Cari dalam Hidup ini ?

Apa yg kalian cari dalam kehidupan ini ?



Mungkin hanya ada satu jawaban yg tepat, yaitu Kebahagiaan. Itu yg di dambakan oleh setiap manusia, di impikan oleh setiap insan, di inginkan oleh setiap orang, dan di cari-cari oleh semua mahkluk hidup. Pergi kesana kesini, hanya untuk sebuah kebahagiaan kecil yang abadi. Bahkan, demi kebahagiaan itu kita rela menjadi seseorang yang bukan "kita". Karena mungkin hanya dengan begitu kita bisa merasakan kebahagiaan itu sendiri, entah apa yang di pikirkannya sehingga melakukan hal tersebut. Atau mungkin karena hausnya akan rasa kasih sayang tulus yang tidak pernah ia dapatkan selama ini. Atau juga karena kesepian karena tidak ada salah seorang teman pun yang mau menemani dia di saat apa pun dengan tulus. Itu hanya sebagian kecil dari orang-orang yang hidup untuk mencari suatu keajaiban, berharap dia akan menemukan sebuah kebahagiaan kecil di dalam hidupnya.



Selama hidupnya dia berjuang keras mencari sebuah kebahagiaan kecil, dan biarpun hanya sedetik dia merasakan kebahagiaan itu dia telah amat mensyukuri kebahagiaan itu. Terlalu banyak penderitaan yang di alaminya dalam kehidupan ini, kehidupan memang kejam. Kadang kala memaksa kita untuk menjadi seseorang yang bukan "kita". Pengorbanan yang tak terkira membuatnya menjadi kuat menghadapi kerasnya hidup, berharap suatu hari nanti ia akan menemukan sebuah kebahagiaan kecil yang abadi di dalam hidupnya...

Kamis, 07 April 2011

KARMA ? idih sapa duluan yg mulai :p

gw bingung sama karma yg satu ini berawalnya dari mana, karma dalam suatu hubungan. misalnya cwo nih ninggalin cwe nya dan bikin sakit hati cwenya dan karma nya adalah dia di tinggalin dan di sakitin juga sama cwe yg lain. itu karma kan ? tapi mana mungkin sih si cwo ini nglakuin itu tanpa ada alasan yang kuat, mungkin dulu nya dia juga pernah di tinggalin dan di sakitin juga sama cwe dia yg dulu kan makanya dia balas dendam dengan melampiaskan rasa sakit hati nya akibat di tinggal dan di sakitin sama cwe yang lain. alhasil muter-muter trus jadinya..



misalnya. cwo1 ninggalin dan nyakitin cwe1 itu kan pastinya karna dulunya mungkin dia pernah di tinggalin dan di sakitin oleh cwe yang sebelumnyakan ? ga mungkin lah ada asap tanpa ada api. jadi si cwo1 bales dendam kepada si cwe1 dan si cwe1 ini pun merasa sakit hati karna di tinggalin dan di sakitin oleh si cwo1 dan merasa tidak enak hati maka dia pun melampiaskan rasa sakit hatinya dengan balas dendam dengan cara melampiaskan rasa dendam nya itu kepada cwo2 dengan begitu si cwo2 ini di tinggalin dan di sakitin oleh si cwe1, begitu pun kelanjutannya, si cwo2 pun merasakan hal yg sama maka dia pun melakukan perbuatan ini kepada si cwe2.



dilema ini ga bakalan berakhir sampai salah satu dari kedua belah pihak mengalah dan sadar. emang sakit kalo di tinggalin dan di sakitin oleh orang yang kita sayangi, tapi bukan begini cara nya bwt melampiaskan rasa sakit hati ini...



biar ga saling menyakiti satu sama lain, berpikir positif gmn klo sampe kiamat umat manusia gini trus ? apa jadinya klo anak cucu kita ngalamin hal yg sama juga ? kasian kan mreka



klo emang sakit hati bilang sama pihak yg nyakitin lu bukan ngelampiasin rasa sakit hati lu sama orang lain... pengecut itu namanya// secara gitu kan pihak baru yang masuk d kehidupan lu yg mnjadi sasaran bwt pelampiasan lu ga tau apa" ko tiba" lu nglakuin pembalasan dendam sama doi ? yang ada dia juga bklan nglakuin hal yg sama juga sama org laen tar.. jadinya ya muter-muter aja gitu mpe kiamat juga







sadar oiii...ngpain juga nglakuin hal yg kek gitu ga jelas bgt, emg gw juga ngerti gmn prasaan lu klo di gituin, tapi itu kan udah konsekuensi dalam bercinta, klo ga mau di tinggalin dan di sakiti orang lain lu mending hidup sendiri aja, lu ga bakal ngrasain gmn rasanya di tinggalin dan di sakiti seperti itu. tapi apakah lu bisa hidup sendiri ?





hidup ini saling ketergantungan klo mnurut gw, saling membutuhkan satu sama lain, berpikir positiflah, dewasa, jgn badan doang yg gede ngaku udah dewasa tapi masih aja nglakuin perbuatan yg kek bocah..



coba introspeksii diri sndiri lah....







** tapi klo misalkan lu ga pernah yg namanya ninggalin ato nyakitin org lain, secara lu kan itu org nya bae gitukn, ya lu juga ttep jgn nglakuin hal itu sama org lain, yg sbar aja bro bwt lu yg belum pernah ninggalin ato nyakitin orang lain tapi lu ngalamin yg namanya di ditinggalin dan di sakitin org lain.. itu hanya ujian bwt lu, yg sabar aja yee... DL lu tuh.. wakakakakakak (santai aja bwt lu mungkin dia bukan jodoh lu, tuhan pasti udah nyiapin org yg jauh lebih baik dari dia dan juga di siapkan bwt org baik kyk lu..smangat bro jgn nglakuin hal yg gw bilang di atas tadi ^^ )









salam sejahtera... maju terus ..... dont ever give up... !!!




Senin, 07 Maret 2011

nanyoshi & SarinteN_



Ini akan menjadi kenanganku dengannya dan juga sebagai saksi bahwa pernah ada suatu ikatan antara kami berdua. Ikatan yang sangat kuat, tapi hancur oleh sesuatu yang tak terduga....

Rabu, 02 Maret 2011

@$##%^@#!%!^

Aku adalah seorang gamer, sebelumnya ku merasa hampa sekali dan putus harapan karena cinta yg membuatku begini. Tapi aku mulai berfkir untuk apa aku begini terus tidak akan ada gunanya. Maka aku mencari jalan keluar untuk melupakan sakit hati yg terlalu dalam untukku, lalu mulailah ku menjadi seorang gamer, pecandu game online.

Kisah ini semula berawal dari pertemanan kami di salah satu game online. Semula kami haya berteman tapi kemudian dia menyatakan cintanya padaku dan telah berulang kali dia menyatakan cintanya padaku. Aku berfikir untuk apa aku terus berlarut-larut dalam kesedihan? Kemudian aku memberanikan diri untuk mencoba menjalin hubungan jarak jauh dengannya. Pikirku, barang kali dengan begitu aku bisa melupakan orang yg telah menyakitiku dan aku juga bisa mempunyai seorang yg pantas bwt ku cintai dan ku sayangi lagi...

Waktu semakin berjalan dan kami masih berpacaran lewat game dan hanya berkomunikasi via telpon dan webcam. Waktu itu aku kehilangan pekerjaan ku sebagai OP di salah satu warnet. Bagi ku pekerjaan seperti itu bukan hanya membuatku bahagia, tapi dari situ lah aku mendapatkan teman-teman yg tidak aku dapatkan di dunia penuh realita ini.

Aku pun berniat mencari pekerjaan yg berhubungan dengan komputer agar aku bisa tetap menjalin hubungan dengan teman-teman ku di dunia maya, karena jujur aku ini orang yg selalu saja mendapatkan teman yg salah. Aku hanya mempunyai teman-teman yg baik dan peduli kepadaku di dunia maya itu. Memang aku punya teman yg baik di dunia realiti ini tapi itu hanya 1,2 saja.

Kemudia aku mendapat tawaran bekerja di salah satu CF di daerah bandung, aku pun tidak menolak pekerjaan itu dan langsung saja aku mendatangi perusahaan itu. Tapi ternyata ada persyaratan yang harus aku penuhi dengan uang agar aku bisa di jadikan karyawan tetap disana. Memang terdengarnya bodoh, tapi aku sadar di jaman yg sekarang ini smuanya perlu uang, dengan hati-hati ku pikirkan baik buruk nya dengan keluarga ku. Aku yg sejak dari bayi di asuh dan di besarkan oleh nenek dan kakek ku merasa kasihan kepada mereka karena harus membiayai uang masuk untuk ku bekerja.

Akhirnya mereka pun menyetujui rencana ku, maklum kakek nenek ku tidak mampu menyekolahkan aku tinggi-tinggi dan mereka tahu kalau aku belum mampu untuk mengikuti jejak mereka sebagai petani. Dan akhirnya aku disuruh untuk melamar sekali lagi pekerjaan itu dan aku pun di terima, tapi katanya aku harus menunggu terlebih dahulu panggilan untukku bekerja.

Sudah hampir 2 bulan aku belum juga mendapatkan panggilan untukku bekerja dan akupun mulai bingung ketika aku tahu bahwa perusahaan yg akan menjadi tempatku bekerja ternyata sudah bangkrut perusahaannya disita oleh pihak berwajib karena adanya penipuan dan korupsi. Aku bingung apa yg harus aku katakan kepada kakek nenek ku, karena uang mereka hilang sia-sia. aku sudah mencari pekerjaan lain di luar spengetahuan mereka tapi tidak ada hasil apa-apa. Dan akhirnya pacarku terus saja menanyakan kapan aku datang ke tempat dia, di surabaya. Aku bingung apa yg harus ku lakukan, tpi akhirnya aku berpikir kalau di tempat pacarku aku bisa mendapatkan pekerjaan yg layak kenapa tidak? Aku bisa bertemu dan bertatap langsung dengan pacarku dan aku pun bisa mengembalikan uang kakek nenek ku.

Masalahnya kakek nenek ku tidak tahu kalau tempat ku bekerja itu sudah bangkrut jadi aku mengambil inisiatif sendiri dengan berbicara kalau aku sudah mendapat panggilan kerja dan akan di pekerjakan di daerah surabaya. Aku berbohong semata-mata hanya agar mereka tidak tahu apa yg sebenarnya terjadi. Dan aku tidak mau kalau mereka kecewa dan sedih. Mereka mengorbankan harga diri mereka dengan meminjam uang dari tetangga dan menjual hewan ternak peliharaannya hanya demi aku, aku yg telah berbohong kepada mereka. Mereka berharap ini adalah jalan yg terbaik untukku dan akupun tidak akan mengecewakan mereka setelah apa yg mereka korbankan untukku. Dengan berat hati akhirnya aku di ijinkan untuk pergi ke surabaya....



1 hari 1 malam aku terus berpikir tentang pacarku, dan aku berpikir apakah ini yg terbaik untukku nantinya? Sepanjang perjalanan aku terus berpikir tentang dirinya akankah dia benar-benar seperti apa yg aku harapkan atau tidak.
Setelah sampai nya aku disurabaya aku di kagetkan dengan sesosok perempuan yg menjemputku dan aku sangat kaget sekali ternyata itu dia , alangkah senangnya aku akhirnya bisa bertemuu dengan dia.

Setelah aku tinggal disurabaya beberapa lama akupun mulai bisa menyayangi dia dan yg aku kagetkan dia mau menyerahkan tubuhnya kepadaku walaupun aku tidak meminta dia untuk melakukan semua itu untukku. Aku sangat senang sekali karena tau dia sangat sayang kepadaku. Tapi ternyata di balik semua itu tersimpan kebohongan besar yg membuat ku sakit untuk kedua kalinya.

Setelah semuanya terjadi dia baru menceritakan kepadaku kalau dia sudah lama menikah dengan orang lain jauh sebelum aku kenal dengan dia. Dia menjelaskan semuanya kepadaku alasan dia menikah karena hutang budi dan dia pun menikah dengan menikah siri. Tapi aku tau dia pun mempunyai sebuah perasaan kepada orang yg menjadi pendampingnya itu. Aku sangat kaget mendengar semua itu, dan yg sangat mengagetkannya lagi ketika ku tahu kalau org yg menjadi pendamping dia itu adalah seorang temanku di dunia maya, di game yg biasa ku mainkan, orang yang mengaku di hadapan ku dan juga di hadapan semua orang kalau dia itu ada kakaknya dia. Tidak habis pikir kenapa mereka menutupi semuanya dengan berpura-pura sebagai adik-kakak.

Ya sudahlah aku pun tidak bisa berbuat apa-apa, dan dengan perasaan berat hati ku terima semua ini.


Tapi ternyata dia lebih memilih diriku di bandingkan suaminya itu, dan kami pun masih menjalin hubungan di luar sepengetahuan suaminya. Tapi jujur aku sendiri lebih ingin kalau suaminya itu tau kalau aku berhubungan dengannya agar dia sadar akan akibat dari kebohongannya sendiri.

Dia pun sering menginap di kos-an ku karena dia bilang dia ingin terus bersamaku dan aku pun memperbolehkannya saja. Aku ingin selalu memeluknya dan menciumnya dan aku ingin selalu disampingnya. Mungkin itu wajar karena kita takut akan kehilangan dia.

Entah kenapa dia selalu mengajakku berhubungan intim denganku, aku tau ini perbuatan dosa dan akupun berusaha menolaknya tanpa menyinggung perasaannya. Tapi apalah dayaku setiap pria juga pasti mempunyai insting dan nafsu yg besar.

Suatu ketika aku mendapatkan kabar dari dia bahwa dia mengalami tanda-tanda kehamilan. Saat itu aku kembali bingung akan apa yg telah ku perbuat dan apa yg harus kulakukan, aku pun berusaha menerima itu semua dan mau mencoba untuk bertanggung jawab, tapi disaat aku mau mencoba untuk bertanggung jawab dia memutuskan hubungan ini dengan mudahnya. Dengan alasan dia akan kembali kepada suaminya dan melupakan semua yg telah terjadi.

Aku tau dan aku menerima itu smua. Aku menerima jika dia ingin kembali kepada suaminya karena aku ini bukanlah siapa-siapa, aku sadar aku hanya seorang pengganggu hubungan di mata mereka. Tapi kenapa harus sekarang baru terjadi semua ini ? kenapa tidak dari dulu semuanya terjadi sebelum aku merasakan rasa sayang dan rasa cinta kepadanya? dan kenapa semuanya serba mendadak dan secepat ini? dan kenapa tega-teganya dia melakukan semua ini?

Seingatku aku tidak pernah melakukan kesalahan besar sebelumnya, aku bahkan mencoba sabar menghadapi dia yg type orangnya sensitif dan pemarah. Aku bahkan mencoba menjadi yg terbaik dimata dia, hanya agar dia tau betapa aku sudah bisa mencintai dan menyayanginya.


Aku tidak habis pikir kenapa dia tega melakukan semua ini terhadapku. Aku datang jauh-jauh mengorbakan segalanya hanya untuk dia, bukan untuk pekerjaan, kalau memang aku berniat benar-benar untuk mencari pekerjaan kenapa harus ke surabaya? sodara ibuku di batam pastinya mau mencarikan ku pekerjaan. Aku datang hanya untuknya dan apalah dayaku disini tanpa dirinya? apa yg harus kulakukan selanjutnya disini ?


Pengorbanan yg telah ku lakukan ternyata hanya di anggap hal kecil baginya atau mungkin dia lebih menganggapnya aku ini tidak pernah ada. Entahlah ...
Tidak pernah aku membayangkan bahwa semua ini akan menimpaku dan rasa sakit yg mendalam harus kurasakan lagi...






Senin, 24 Januari 2011

KenangaN

Kenangan indah atau kenangan buruk kah yang anda punya ? kenangan seperti apakan yang ada simpan jauh di dalam hati anda yang paling dalam ? Hanya anda yang tahu...

KenangaN seperti apapun itu tidak seharusnya untuk anda melupakannya, menghapus memory yang telah tersimpan. Biarlah kenangan itu menjadi sesuatu yang berarti bagi anda, baik itu yang buruk ataupun yang baik karena di balik semua itu tersimpan sesuatu yang belum anda ketahui dan akan anda ketahui. Segera...
Aduh maaf ini saia jadi ngelantur gini, maklum inspirasi rada pecah.. jadi bingung bwt lanjutinnya :D



Ok... kita lanjutin yg di atas tadi.... ^^
Kenangan ... merupakan sebuah kejadian yang tentunya berarti buat anda semua, sebuah peristiwa yang sangat berkesan bagi anda. Baiklah, kita sebut saja itu sebuah kenangan biar lebih simple :D

Peristiwa atau kejadian tersebut yang kita sebut kenangan merupakan aset pribadi yang sangat berharga di bandingkan apapun. Orang lain tau itu tidak jadi masalah jika anda menginginkannya dan bila tidak ya udah gpp ^^

Percaya deh, ga mungkin ga ada yang ga punya kenangan... bener ga ? ok... lanjut ^^
Anda semuanya pasti mempunyai kenangan masing-masing yang mungkin ada sebagian kenngan buruk yang tidak ingin anda ingat. Buat apa menyimpan kenangan buruk, hanya bikin sakit hati aja ?! Loh... saran saia biarpun begitu keadaannya anda tidak boleh seperti itu, jangan lari dari kenyataan. Hadapilah semuanya, toh itu semua sudah terjadi dan anda juga tidak dapat memutar balikan keadaan dengan mengeluh atau semacamnya. Benar Tidak ?! (gaya Aa jimi :p)

Biarkan itu menjadi guru anda dan menjadi panduan untuk menempuh hidup anda yang selanjutnya. Karena tanpa adanya panduan kita tidak akan bisa menjadi benar (dalam artian baik di mata tuhan dan org lain .. peace :D). Dan buat anda-anda semua yang mempunyai kenangan indah, entah itu bersama mantan pacar misalnya..hehehehe
Atau pun dengan siapa saja.

Anda jangan terlalu terlarut dalam kenangan itu, karena kenangan indah itu bisa saja malah merusak hidup anda, menghancurkan karir anda dan bisa lebih parah lagi. Kenapa bisa begitu ? tanya kenapa ?! Biar saia jelaskan...

Biar saia jelaskan alasannya, tapi maaf bukan maksud menggurui tapi ini hanya sebatas pemikirin seorang blogger seperti saia :D
* Poin pertama, bisa merusak tentu saja bisa, karena gini loh... Anda mempunya kenangan indah bersama mantan kekasih anda, tapi anda saat ini telah bersama orang lain. Yang namanya kenangan indah ya wajar lah untuk di kenang, tapi jangan terlalu berlebihan, ingat nafsu lebih besar jika anda kurang bersabar dan bersadar diri. Karena ini akan merusak hubungan anda dengan pasangan anda saat ini, apa lagi sudah lama sekali berhubungan.. Sayang iya kan putus gitu aja ?! ciaan deh loe...!!!

Argh sudah lah ga usah lagi kita memperdebat kan masalah ini... lebih enaknya kita mengenang kembali masa-masa indah dengan seseorang yang telah memberikan sesuatu yang berarti kepada kita. Kita harus menyimpan kenangan itu baik-baik jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam.

KenangaN , sesuatu yang ingin dibicarakan tapi kita tidak akan mampu sepenuhnya mengungkapkan semua nya, karena jujur dari pada kita mengutarakannya lewat tulisan atau lisan, anda tentunya setuju dengan saia untuk mengutarakannya lewat perbuatan ?


Saran saia untuk anda semua, sayangin dan jagalah selalu orang yang anda sayangi dan anda cintai. Bukan hanya fisiknya, tapi juga jaga hati dan perasaannya. Jangan sampai semuanya hanya untuk menjadi kenangan saja.

Sekarangan juga katakanlah kepada orang yang anda sayangai dan anda cintai bahwa anda menyayangi nya dan anda mencintai nya. Sebelum dia pergi, atau sebelum anda yang pergi, maka katakanlah selagi bisa ...